[Feri Sulianta]Teknologi One Time Password (OTP) berfokus pada kemampuan
men-generate one-time password unik untuk meningkatkan keamanan.
Password yang di-generate tidak dapat digunakan kembali ( not reusable),
jadi percuma saja jika seseorang mendapati password tersebut,password
tersebut akan kadaluarsa.
https://www.smsgatewaycenter.com/sgc/images/otp-one-time-password-web.jpg
OTP memberikan 'imunitas' dan pengaman dari serangan password
sniffing, bahkan jika seseorang mengintip password, mereka tetap saja tidak mendapatkan akses ke account kamu.
Ada berbagai macam cara yang digunakan pada OTP, antara lain :
- time-based
- counter-based
- challenge-based
- mutual authentication
Misalnya
pada Time-Base OTP, Token , seperti beberapa produk peralatan seperti
yang digambarkan pada wensite OTP.com yang dibawa oleh user mampu
men-generate sederetan nomor unik setiap menitnya dengan demikian user
dapat menggunakan nomor unik ini untuk autentikasi.
Token yang
digunakan user dan server autentikasi berbagi informasi perihal
algoritma yang digunakan untuk men-generate one-time password.
Yang lain lagi adalah
challenge-based OTP, user harus menginputkan terlebih dahulu
challenge atau
seed, yang kemudian digunakan untuk generate password baru yang digunakan untuk autentikasi.
Meskipun teknologi memang mampu menangkal
password guessing atau
eavesdropping seperti penyadapan atau curi-curi lihat. Tetapi apakah OTP mampu mengatasi masalah keamanan password? Jawabannya tidak.
Meskipun terlihat lebih berkekuatan dari pada metode input user id dan password, penyerangan kategori
active attacks, seperti phishing dan Trojan horse tetap saja menjadi ancaman. Juga, OTP tidak kebal terhadap masalah pencurian identitas (
identity theft problem),
maka dari itu kombinasi dengan teknologi biometrik dikembangkan.
Apalagi OTP tokens atau perangkat OTP harus dibawa oleh user untuk
melakukan proses autentikasi. Tentu ini dapat menjadi ‘beban’ tersendiri
bagi user.
Sumber Relay
Tidak ada komentar: