[Feri Sulianta] Sebagian besar peneliti setuju bahwa Artificial Intelligence atau AI
(Kecerdasan Buatan) tidak mungkin memunculkan emosi yang dimiliki
manusia seperti cinta atau benci, dan tidak ada alasan untuk
mengharapkan AI sebagai Android yang benar-benar baik hati atau jahat.
Dewasa ini banyak kita alamati berbagai pengembangan dari AI yang
bermanfaat bagi manusia seperti SIRI - Intelligent Personal Assistant
buatan Apple,Inc. atau Self-Driving Cars (mobil cerdas).
Seperti dilansir oleh futureoflife.org, meskipun banyak manfaat yang
didapat dari AI, kecerdasan buatan bisa menjadi risiko, para ahli
menganggap dua skenario paling mungkin terjadi yakni:
- AI diprogram untuk melakukan sesuatu yang menghancurkan: Senjata otonom adalah sistem kecerdasan buatan yang diprogram untuk membunuh. Di tangan orang yang salah, senjata ini bisa dengan mudahnya menyebabkan korban jiwa. Selain itu, perlombaan senjata berbasiskan AI secara tidak sengaja dapat menyebabkan perang teknologi AI yang juga mengakibatkan korban jiwa. Bahkan senjata ini dapat dirancang sangat sulit untuk "dimatikan", sehingga manusia dapat kehilangan kendali atas senjata AI yang dibuatnya.
- AI diprogram untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat, hanya saja ada dampak merusak dalam mencapai tujuannya. Misalnya Jika meminta 'mobil cerdas' untuk mengantar Anda ke bandara secepat mungkin, bisa saja AI melakukan berbagai pelanggaran lalulintas dan membuat Anda 'mabuk' dengan caranya si mobil cerdas 'berselancar' di jalanan. Juga, jika AI ditugaskan pada proyek geoengineering yang ambisius, AI dapat mengakibatkan malapetaka dan merusak ekosistem. Yang mengerikan, manusia mungkin sulit menghentikan AI dari aksinya yang merusak karena kehilangan kontrol terhadap AI.
Artificial Intelligence Mengancam Hidup Manusia?
Reviewed by Feri Sulianta - News Portal
on
September 03, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: