[Feri Sulianta] Jika berbicara mengenai warna digital, maka tidak terlepas dengan
sistem warna RGB yang memaksudkan R=Red; G=Green; B=Blue. Kombinasi
intesitas warna ini akan menghasilkan variasi warna yang beragam,
sedangkan komposisi seimbang antara warna merah, hijau dan biru akan
menghasilkan warna putih.
Lantas mengapa RGB dijadikan standar
sistem warna? Sebenarnya secara teori, hal ini terelasi kuat dengan
kecenderungan mata manusia dalam menangkap warna merah, biru dan hijau,
kombinasi warna ini menghasilkan warna-warna yang lengkap dan hanya
kombinasi dari ketiga komponen warna utama inilah yang mampu
menghasilkan warna-warna pada perbendaharaan segitiga warna.
Segitiga warna yang dibentuk dari kombinasi tiga warna utama.Sumber:
Aboalbiss. CIExy1931 sRGB gamut D65.png. Wikipedia. Creative Commons.
GNU Free Documentation License
Atas dasar fisiologi mata
manusia berkenaan warna-warna utama inilah maka fotografi, perangkat
elektronik yang melibatkan penetrasi warna cahaya dalam membentuk
variasi warna menggunakan model warna primer RGB.
Dan perlu
dibedakan bahwa dalam hal ini, warna menggunakan medium cahaya sebagai
penghantar warna, jadi intensitas cahaya berwarna tertentu (misal:
merah) akan dikombinasikan dengan cahaya berwarna dengan intensitas
tertentu (misal: hijau) hingga menghasilkan variasi warna kuning. Dengan
demikian sistem warna RGB dikatakan sistem warna aditif, yang
memaksudkan menambah atau mengkolaborasikan beberapa ‘warna utama
cahaya’ dengan intensitas tertentu sehingga menghasilkan variasi warna.
Eksperimen
ini dapat kamu coba menggunakan berbagai aplikasi digital imaging,
salah satunya Adobe Photoshop. Silahkan buktikan sendiri :)
Sumber Relay
Tidak ada komentar: